(Bali, Juli
2017) Hari Kemanusiaan Internasional kembali diperingati melalui
festival film bertema kemanusiaan, World Humanitarian Awards, yang
dilangsungkan di Kuta, Bali tanggal 12 Juli 2017. Malam Penghargaan
berkarpet merah ini dilakukan dengan megah dan khidmat, dan dibuka
oleh Raja Tallo, Haji Andi Abdul Rauf Maro Daeng Marewa (Karaeng
Rewa) Kesultanan Tallo, Makassar, yang hadir bersama raja dan
permaisuri Nusantara, di antaranya, Ketua Umum Majelis Adat Budaya
Keraton Nusantara, Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara Cakrabumi
Girinata Raja Keraton Amarta Bumi Kendal, Semarang, Sultan Indra A.
Disman Kasultanan Indrapura Pesisir Selatan Sumatera Barat, Ir. Kph.
R. Indra Sahdan Panglima Perang Pesisir Barat Kesultanan Indrapura,
Ir. Anak Agung Ngurah Putra Darma Nuraga Penglingsir Puri Agung
Pemecutan, Badung, Permaisuri Kanjeng Ratu Dinar Retno Djenoli, Ratu
I. Gusti Ayu Rai, dan lain-lainnya.
Dalam sambutan
pembukaannya, Raja Tallo Karaeng Rewa memberi apresiasi terhadap
acara festival ini, yang dinilainya makin heboh dan meriah. Ia juga
menyatakan maksud untuk membuat film tentang kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Visi globalnya adalah agar para raja Nusantara merangkul
dunia dalam perdamaian dengan melakukan pertemuan dengan para raja
lain, karena pada kenyataannya, masih banyak negara yang dipimpin
oleh raja.
Raja Kendal
Semarang, Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara, mengucapkan selamat
pada para pemenang Festival dan mengatakan bahwa pengadaan acara
festival film bertema kemanusiaan itu pada hakekatnya membawa ruh
nilai-nilai kemanusiaan.
World
Humanitarian Awards, festival fim internasional, didirikan untuk
memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia yang dicanangkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hari internasional ini diperingati
pada tanggal 19 Agustus, yang merupakan hari bersejarah memilukan.
Pada tanggal 19 Agustus 2003, terjadi serangan teroris brutal pada
Markas PBB di Baghdad, dan menewaskan 22 orang, termasuk diplomat
PBB senior asal Brasil—seorang pejuang kemanusiaan yang telah
puluhan tahun mendedikasikan hidupnya bagi kemanusiaan—Sérgio Vieira
de Mello.
Beberapa waktu
yang lalu, World Humanitarian Awards memilih nominasi film-film
bertema kemanusiaan yang disaring dari puluhan film yang telah
menjadi daftar pendek para juri:
An Open Door:
Holocaust Haven in the Philippines, disutradarai Noel Izon
Divine Justice,
disutradarai Alejandro Irías
Quiet Please...
The Expanded Edition, disutradarai Jeffrey Scott Gould
Shattered,
disutradarai Yeeshai Gross, Matt Scott
To Climb a Gold
Mountain, disutradarai Alex M. Azmi, Rebecca Hu
Two Zions: The
Living Legacy of the Queen of Sheba and King Solomon, disutradarai
Cheryl Halpern
We are Heroes,
disutradarai Juan Jaume Fernández
Tanggal 12
Juli kemarin, akhirnya World Humanitarian Awards mendapuk film
garapan sutradara Filipina-Amerika Noel Izon An Open Door: Holocaust
Haven in the Philippines sebagai pemenang utama World Humanitarian
Awards.
Damien Dematra,
yang adalah founder sekaligus director film festival ini menyatakan
bahwa film ini paralel dengan visi World Humanitarian Awards, yang
pada tahun ini mengedepankan misi anti perang–yang sangat merugikan
kaum sipil yang tak berdosa. Film dokumenter berdurasi 78 menit ini
merekam cerita beberapa narasumber tentang kejadian memilukan
sebelum tahun 1941, era di mana pada saat itu, lebih dari 1300 orang
Yahudi Eropa berusaha melarikan dari bencana kemanusiaan Holocaust.
Pertemanan kemudian menjadi sangat erat akibat kesengsaraan, cinta,
dan keinginan hakiki tentang konsep kebebasan.
World
Humanitarian Awards merupakan festival yang berada di bawah gabungan
Film Festivals Alliance. Acara Gala Dinner dan Malam Penghargaan ini
juga bekerja sama dengan beberapa festival film internasional
lainnya: Bali Film Awards, Asia Pacific International Filmmaker
Festival & Awards, World Peace Awards, For a Cause Film Festival,
World Anti-Discrimination Awards, dan Documentary & Short
International Movie Award. Penyelenggaraan malam penghargaan
bertaraf internasional ini dilakukan atas kerjasama dan dukungan
penuh Dewan Kreatif Rakyat (DKR), World Film Council, i-Hebat
International Volunteers, dan Radio Republik Indonesia sebagai media
partner.
|